Istilah
bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah
sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing)
artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan
sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan
mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi
(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa
organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi.
Energi
yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa
aktifi tas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan
reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya
saling berhubungan. Sistem pernapasan manusia merupakan sistem pernapasan yang kompleks
dan ditunjang oleh alat-alat yang kompleks pula. Nah, sebelum kita mengetahui
mekanisme pernapasan, terlebih dahulu kita pelajari organ-organ yang berperan
penting dalam proses pernapasan.
Alat
Pernapasan Manusia
Pernapasan manusia dilakukan
melalui alat respirasi yang terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).
Hidung
Hidung merupakan bagian paling
atas dari alat pernapasan dan merupakan alat paling awal yang dilalui udara. Udara
segar masuk ke paru-paru melalui hidung, sebaliknya udara kotor keluar dari
paru-paru juga melewati hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut
dan selaput lendir. Rambut hidung berguna menyaring udara kotor yang masuk
melalui hidung. Sementara selaput lendir, menghasilkan lendir (mukus) yang
berfungsi menangkap udara kotor yang lolos oleh saringan rambut hidung. Selain
itu, selaput lendir berfungsi menghangatkan suhu udara yang masuk ke paru-paru
dan mengatur kelembaban udara.
Laring (pangkal tenggorokan)
Pangkal
tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis).
Jika udara menuju tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah, dan ketemu dengan
katup pangkal tenggorokan sehingga membuka jalan udara ke tenggorokan. Saat
menelan makanan, katup tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan saat bernapas
katup tersebut akan membuka. Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang
bergetar bila ada udara melaluinya. Misalnya saja saat kita berbicara.
Trakea (batang tenggorokan)
Di dalam tubuh, batang
tenggorokan terletak pada daerah leher, tepatnya di bagian depan kerongkongan
(esofagus). Batang tenggorokan berbentuk pipa yang terdiri atas gelang-gelang
tulang rawan dengan panjang sekitar 10 cm. Dinding dalamnya terlapisi oleh
selaput lender dengan sel-selnya yang memiliki rambut getar. Rambut-rambut
getar tersebut berfungsi menolak debu atau benda-benda asing. Jika tiba-tiba
kita batuk atau bersin, dipastikan ada lendir atau debu pada saluran batang
tenggorokan sehingga mengganggu pernapasan terganggu.
Bronkus (cabang batang
tenggorokan)
Setelah
melalui trakea, udara akan terus masuk menuju cabang batang tenggorokan atau
dinamakan bronkus. Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus,
yakni bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Pada kedua bronkus terdapat
saluran yang menuju paruparu. Apabila bronkus mengalami infeksi, maka timbullah
suatu penyakit yang disebut bronkitis.
Di dalam paru-paru, bronkus
bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga
bronkeolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
Bronkiolus masih bercabang-cabang lagi membentuk pembuluh-pembuluh yang halus. Cabang-cabang
yang terhalus masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus.
Adanya dinding alveolus membuat oksigen berdifusi ke dalam darah, sebaliknya
karbon dioksida (CO2) dan air dilepaskan.
Pulmo
(paru-paru)
Organ yang berperan penting dalam
proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru merupakan organ tubuh yang
terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma. Diafragma adalah
sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut.
Paru-paru terdiri atas dua
bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga
gelambir yang berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri yang
memiliki dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru
yang disebut
pleura.
Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang
disebut alveolus. Jumlah alveolus
pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini menjadikan permukaan
paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas permukaan paru-paru sekitar 160 m2.
Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan sekitar 100 kali lebih luas
daripada luas permukaan tubuh. Dinding alveolus mengandung kapiler darah.
Oksigen yang terdapat pada alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menembus
dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam
pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah
merah sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen
diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh,
oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen
ini digunakan untuk oksidasi.
Karbon dioksida yang dihasilkan
dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah melalui pembuluh darah menuju ke
paru-paru. Sesampai di alveolus, CO2 menembus dinding pembuluh darah
dan dinding alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju
hidung untuk dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di
alveolus.
Mekanisme
Pernapasan
Bernapas
merupakan aktivitas pokok setiap makhluk hidup. Udara yang kita hisap saat
bernapas, dapat masuk ke dalam paru-paru karena adanya mekanisme pernapasan. Tanpa adanya otot, udara yang ada
di luar tubuh tidak bisa masuk ke dalam paru-paru. Demikian pula saat udara
dihembuskan, otot juga berperan di dalamnya. Oleh karena itu, berdasarkan otot
yang berperan dalam proses pernapasan, kegiatan bernapas manusia dibedakan menjadi
dua jenis, yakni pernapasan dada dan pernapasan perut. Sementara itu, kedua proses
pernapasan ini terjadi dalam dua fase, meliputi inspirasi (inhalase) dan
ekspirasi (ekshalase). Inspirasi adalah proses masuknya udara dari luar
tubuh menuju paru-paru melewati saluran pernapasan. Sedangkan ekspirasi adalah
proses keluarnya udara dari dalam tubuh menuju lingkungan melalui organ saluran
pernapasan.
Pernapasan
Dada
Apabila kita menghirup dan
menghempaskan udara menggunakan pernapasan dada, otot yang digunakan yaitu otot
antartulang rusuk. Otot ini terbagi dalam dua bentuk, yakni otot antartulang
rusuk luar dan otot antartulang rusuk dalam. Saat terjadi inspirasi, otot
antartulang rusuk luar berkontraksi, sehingga tulang rusuk menjadi terangkat.
Akibatnya, volume rongga dada membesar. Membesarnya volume rongga dada
menjadikan tekanan udara dalam rongga dada menjadi kecil/berkurang, padahal
tekanan udara bebas tetap. Dengan demikian, udara bebas akan mengalir menuju
paru-paru melewati saluran pernapasan.
Sementara saat terjadi ekspirasi,
otot antartulang rusuk dalam berkontraksi (mengkerut/mengendur), sehingga
tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya, rongga dada mengecil.
Oleh karena rongga dada mengecil, tekanan dalam rongga dada menjadi meningkat,
sedangkan tekanan udara di luar tetap. Dengan demikian, udara yang berada dalam
rongga paru-paru menjadi terdorong keluar.
Pernapasan
Perut
Berbeda dengan pernapasan dada,
pernapasan perut menggunakan otot diafragma dan otot dinding rongga perut.
Sementara mekanisme pernapasannya tetap melalui dua fase, yaitu inspirasi dan
ekspirasi. Fase inspirasi pada pernapasan perut terjadi apabila otot diafragma
berkontraksi (mengkerut), sehingga posisi diafragma mendatar. Akibat yang
ditimbulkan, volume rongga dada menjadi lebih besar, sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada mengecil. Namun, volume udara luar tetap. Penurunan tekanan
udara ini menjadikan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara di luar tubuh masuk
ke dalam paru-paru. Sementara itu, fase ekspirasi terjadi apabila otot
diafragma berelaksasi (mengendur) dan otot dinding rongga perut berkontraksi.
Akibat yang ditimbulkan, rongga
perut terdesak ke arah diafragma, sehingga keadaan diafragma cekung ke rongga
dada. Akibatnya, volume rongga dada mengecil dan tekanan udaranya meningkat.
Sehingga, udara dalam rongga paru-paru keluar tubuh.
Volume
dan Kapasitas Paru-Paru
Volume
udara yang dihirup setiap orang biasanya berbeda-beda. Perbedaan ini terjadi
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya ukuran paru-paru, kekuatan
bernapas, dan cara bernapas. Sementara kecepatan (frekuensi) seseorang dalam
bernapas juga berbeda-beda. Perbedaan frekuensi paru-paru setiap orang ini
disebabkan faktor usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan kegiatan yang
dilakukan tubuh. Seorang laki-laki muda dengan suhu tubuh tinggi dan banyak
aktivitas, akan lebih tinggi frekuensi pernapasannya dibandingkan kondisi
sebaliknya.
Saat kita bersantai atau dalam
keadaan normal, udara yang kita hirup dan hembuskan dari paru-paru memiliki
volume yang tidak besar, sekitar 500 cm3 atau 500 cc. Volume udara
yang demikian dinamakan volume udara tidal.
Namun demikian, dalam volume
udara tidal tersebut, masih kemungkinan untuk menambah volume udara ekstra dari
luar sebesar 1.500 cm3 atau 1.500 cc. Volume udara ekstra dinamakan volume
udara cadangan inspirasi atau udara komplementer. Demikian pula sebaliknya,
volume udara sekitar 1.500 cm3 atau 1.500 cc dapat kita keluarkan
setelah melakukan pernapasan normal. Volume udara yang demikian dinamakan volume
udara cadangan ekspirasi atau udara suplementer.
Jadi, saat kita bernapas
sekuat-kuatnya, baik secara inspirasi maupun ekspirasi, di dalam paru-paru akan
terdapat jumlah volume udara sekitar 3.500 sampai 4.000 cm3. Kita
namakan kondisi demikian sebagai kapasitas vital paru-paru. Oleh karena
itu, kapasitas vital paru-paru dapat dirumuskan sebagai berikut:
|
Namun demikian, sesudah kita
melakukan pernapasan secara maksimal, di dalam paru-paru masih tersimpan volume
udara sekitar 1.500 cm3. Volume udara ini dinamakan udara residu
(sisa).
Frekuensi
Pernapasan
Cepat
lambatnya manusia melakukan pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya sebagai berikut:
Umur
Bertambahnya
umur seseorang mangakibatkan frekuensi pernapasan menjadi semakin lambat. Pada
usia lanjut, energy yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada usia
pertumbuhan, sehingga oksigen yang dibutuhkan relative lebih sedikit.
Jenis kelamin
Pada umumnya laki-laki lebih banyak
membutuhkan energi. Oleh sebab itu, laki-laki memerlukan oksigen yang lebih
banyak daripada wanita.
Suhu Tubuh
Manusia memiliki
suhu tubuh yang konstan (berkisar antara 36-370 C) karena manusia
mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju metabolism.
Jika suhu tubuh turun, tubuh akan meningkatkan metabolismenya, sehingga
kebutuhan akan oksigen meningkat.
Posisi Tubuh
Posisi tubuh akan mempengaruhi
banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat berdiri, otot akan
berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak dan laju pernapasan
pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang duduk.
Mekanisme Pertukaran Oksigen dan Karbon Dioksida
Pertukaran gas
antara oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui proses difusi. Proses
tersebut terjadi di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses difusi
berlangsung sederhana, yaitu hanya dengan gerakan molekul-molekul secara bebas
melalui membran sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi ke konsentrasi rendah
atau tekanan rendah.
Proses pertukaran oksigen dan karbon
dioksida dimulai dari oksigen masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari
rongga hidung sampai alveolus. Di alveolus oksigen mengalami difusi ke kapiler
arteri pori-pori.masuknya oksigen dari luar menyebabkan tekanan parsial oksigen
(PO2) di alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2 di
kapiler arteri paru-paru. Karena proses difusi selalu terjadi dari daerah yang
bertekanan parsial tinggi ke daerah yang bertekanan parsial rendah, oksigen
akan bergerak dari alveolus menuju kapiler arteri paru-paru.
Oksigen di kapiler arteri diikat
oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin sampai menjadi jenuh. Makin tinggi
tekanan parsial oksigen di alveolus, semakin banyak oksigen yang terikat oleh
oleh hemoglobin dalam darah. Hemoglobin terdiri dari empat sub unit, ssetiap
sub unit terdiri dari bagian yang disebut heme.
Di setiap pusat heme terdapat unsur besi yang dapat berikatan dengan
oksigen, sehingga setiap molekul hemoglobin dapat membawa empat molekul oksigen
membentuk oksihemoglobin. Reaksi
antara hemoglobin dan oksigen berlangsung secara reversible yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu suhu, pH, konsentrasi oksigen dan karbon dioksida,
serta tekanan parsial.
Hemoglobin akan mengangkut oksigen
ke jaringan tubuh yang kemudian akan berdifusi masuk ke sel-sel tubuh untuk
digunakan dalam proses respirasi. Proses difusi ini terjadi karena tekanan
parsial oksigen pada kapiler tidak sama dengan tekanan parsial oksigen di
sel-sel tubuh.
Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan
tubuh, oksigen digunakan untuk proses respirasi di dalam mitokondria sel.
Semakin banyak oksigen yang digunakan oleh sel-sel tubuh, semakin banyak karbon
dioksida yang terbentuk dari proses respirasi. Hal tersebut menyebabkan tekanan
parsial karbon dioksida (PCO2) dalam sel-sel tubuh tinggi dibanding
PCO2 dalam kapiler vena sel-sel tubuh yang kemudian akan dibawa
eritrosit menuju ke paru-paru. Di paru-paru terjadi difusi CO2 dari
kapiler vena menuju alveolus. Proes tersebut terjadi karena tekanan parsial CO2
pada kapiler vena lebih tinggi daripada tekanan parsial CO2 dalam
alveolus. Karbon dioksida akhirnya akan dikeluarkan dari tubuh melalui
ekspirasi.
Karbon dioksida dalam eritrosit akan
bereaksi dengan air dengan membentuk asam karbonat. Akibatnya terbentuknya asam
karbonat, pH darah menjadi asam, yaitu sekitar 4,5. Darah yang bersifat asam
dapat melepaskan banyak oksigen ke dalam tubuh atau jaringan tubuh yang
memerlukannya.
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan Manusia
Untuk mengetahui lebih jelas berbagai kelainan dan
penyakit pada sistem pernapasan manusia, coba kalian simak dan ikuti uraian berikut.
Asma
Asma
merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan oleh hiper sensitivitas
bronkiolus (atau disebut juga asma bronkiale). Pen derita asma akan mengalami
kesukaran saat bernapas. Kondisi ini
terjadi karena ada nya kontraksi kaku dari bronkiolus.
Asidosis
Asidosis
adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar asam
bikarbonat dan asam karbonat dalam darah.
Asfiksi (Asfiksia)
Akibat terganggunya fungsi
berbagai organ seperti paru-paru, pembuluh darah ataupun jaringan tubuh, asfi
ksi dapat diderita oleh seseorang. Penyebabnya antara lain alveolus korban
tenggelam yang terisi air, kemudian juga adanya pengikatan karbonmonoksida oleh
hemoglobin dalam darah sehingga pengangkutan oksigen berkurang.
Emfisema Paru-paru
Emfisema paru-paru
merupakan suatu penyakit yang diderita seseorang akibat jumlah udara yang
berlebihan di dalam paru-paru, sehingga membuat daerah pertukaran gas
berkurang. Berbagai penyebab emfi sema misalnya infeksi kronis oleh rokok atau
bahan-bahan lain yang mengiritasi bronkus, kemudian infeksi akibat kelebihan mucus
karena peradangan dan edema epitel bronkiolus. Selain itu, penyakit
ini disebabkan karena adanya gangguan saluran respirasi
sehingga sulit untuk berekspirasi, sehingga mengakibatkan udara terperangkap di
dalam alveolus dan menyebabkan alveolus renggang.
Faringitis
Faringitis
merupakan peradangan pada faring. Akibat yang ditimbulkan gangguan ini adalah
rasa nyeri saat menelan makanan atau kerongkongan terasa kering. Penyebabnya
yakni infeksi oleh bakteri atau virus, kemudian bisa pula karena terlalu banyak
merokok.
Pneumonia
Pneumonia
adalah peradangan paru-paru yang mengakibatkan alveolus berisi cairan dan
eritrosit secara berlebihan. Sebagai contoh pnemonia adalah pneumonia bakteri.
Infeksi ini disebarkan oleh bakteri Diplococus
pneumaticus, dari satu alveolus ke alveolus yang lain, sehingga dapat
meluas ke seluruh lobus, bahkan ke seluruh paru-paru.
Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Semua organ tubuh dapat
diserang oleh bakteri ini, namun biasanya yang terserang adalah organ paruparu dan
tulang.
Bronkitis, Pleuritis, Laringitis, dan Tonsilitis
Bronkitis
adalah penyakit yang disebabkan
oleh adanya peradangan pada bronkus. Pleuritis adalah peradangan pada selaput rongga dada (pleura)
sehingga mengalami penambahan cairan intrapleura. Akibatnya timbul rasa nyeri
saat bernapas. Laringitis
adalah peradangan pada laring.
Sementara, tonsilitis
adalah radang karena infeksi oleh
bakteri tertentu pada tonsil. Gejala tonsilitis antara lain tenggorokan sakit,
sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot-otot terasa sakit.
Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru
adalah penyakit yang disebabkan oleh tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel
bronkiolus. Kanker paru-paru dapat mempengaruhi pertukaran gas yang terjadi
dalam paru-paru. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan buruk penderita yang
sering merokok atau perokok aktif. Perokok pasif juga dapat terkena jenis
kanker ini. Penyebab lainnya adalah seperti seringnya seseorang menghirup debu
asbes, kromium, produk petrotelum, dan radiasi ionisasi. Selain gangguan dan
penyakit tersebut, sistem pernapasan juga dapat terganggu oleh beberapa
penyakit seperti influenza, mimisan, emboli, dan lain sebagainya.
Pernapasan
Dada
Apabila kita menghirup dan
menghempaskan udara menggunakan pernapasan dada, otot yang digunakan yaitu otot
antartulang rusuk. Otot ini terbagi dalam dua bentuk, yakni otot antartulang
rusuk luar dan otot antartulang rusuk dalam. Saat terjadi inspirasi, otot
antartulang rusuk luar berkontraksi, sehingga tulang rusuk menjadi terangkat.
Akibatnya, volume rongga dada membesar. Membesarnya volume rongga dada
menjadikan tekanan udara dalam rongga dada menjadi kecil/berkurang, padahal
tekanan udara bebas tetap. Dengan demikian, udara bebas akan mengalir menuju
paru-paru melewati saluran pernapasan.
Sementara saat terjadi ekspirasi,
otot antartulang rusuk dalam berkontraksi (mengkerut/mengendur), sehingga
tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya, rongga dada mengecil.
Oleh karena rongga dada mengecil, tekanan dalam rongga dada menjadi meningkat,
sedangkan tekanan udara di luar tetap. Dengan demikian, udara yang berada dalam
rongga paru-paru menjadi terdorong keluar.
Pernapasan
Perut
Berbeda dengan pernapasan dada,
pernapasan perut menggunakan otot diafragma dan otot dinding rongga perut.
Sementara mekanisme pernapasannya tetap melalui dua fase, yaitu inspirasi dan
ekspirasi. Fase inspirasi pada pernapasan perut terjadi apabila otot diafragma
berkontraksi (mengkerut), sehingga posisi diafragma mendatar. Akibat yang
ditimbulkan, volume rongga dada menjadi lebih besar, sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada mengecil. Namun, volume udara luar tetap. Penurunan tekanan
udara ini menjadikan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara di luar tubuh masuk
ke dalam paru-paru. Sementara itu, fase ekspirasi terjadi apabila otot
diafragma berelaksasi (mengendur) dan otot dinding rongga perut berkontraksi.
Akibat yang ditimbulkan, rongga
perut terdesak ke arah diafragma, sehingga keadaan diafragma cekung ke rongga
dada. Akibatnya, volume rongga dada mengecil dan tekanan udaranya meningkat.
Sehingga, udara dalam rongga paru-paru keluar tubuh.
Volume
dan Kapasitas Paru-Paru
Volume
udara yang dihirup setiap orang biasanya berbeda-beda. Perbedaan ini terjadi
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya ukuran paru-paru, kekuatan
bernapas, dan cara bernapas. Sementara kecepatan (frekuensi) seseorang dalam
bernapas juga berbeda-beda. Perbedaan frekuensi paru-paru setiap orang ini
disebabkan faktor usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan kegiatan yang
dilakukan tubuh. Seorang laki-laki muda dengan suhu tubuh tinggi dan banyak
aktivitas, akan lebih tinggi frekuensi pernapasannya dibandingkan kondisi
sebaliknya.
Saat kita bersantai atau dalam
keadaan normal, udara yang kita hirup dan hembuskan dari paru-paru memiliki
volume yang tidak besar, sekitar 500 cm3 atau 500 cc. Volume udara
yang demikian dinamakan volume udara tidal.
Namun demikian, dalam volume
udara tidal tersebut, masih kemungkinan untuk menambah volume udara ekstra dari
luar sebesar 1.500 cm3 atau 1.500 cc. Volume udara ekstra dinamakan volume
udara cadangan inspirasi atau udara komplementer. Demikian pula sebaliknya,
volume udara sekitar 1.500 cm3 atau 1.500 cc dapat kita keluarkan
setelah melakukan pernapasan normal. Volume udara yang demikian dinamakan volume
udara cadangan ekspirasi atau udara suplementer.
Jadi, saat kita bernapas
sekuat-kuatnya, baik secara inspirasi maupun ekspirasi, di dalam paru-paru akan
terdapat jumlah volume udara sekitar 3.500 sampai 4.000 cm3. Kita
namakan kondisi demikian sebagai kapasitas vital paru-paru. Oleh karena
itu, kapasitas vital paru-paru dapat dirumuskan sebagai berikut:
|
Namun demikian, sesudah kita
melakukan pernapasan secara maksimal, di dalam paru-paru masih tersimpan volume
udara sekitar 1.500 cm3. Volume udara ini dinamakan udara residu
(sisa).
Frekuensi
Pernapasan
Cepat
lambatnya manusia melakukan pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya sebagai berikut:
Umur
Bertambahnya
umur seseorang mangakibatkan frekuensi pernapasan menjadi semakin lambat. Pada
usia lanjut, energy yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada usia
pertumbuhan, sehingga oksigen yang dibutuhkan relative lebih sedikit.
Jenis kelamin
Pada umumnya laki-laki lebih banyak
membutuhkan energi. Oleh sebab itu, laki-laki memerlukan oksigen yang lebih
banyak daripada wanita.
Suhu Tubuh
Manusia memiliki
suhu tubuh yang konstan (berkisar antara 36-370 C) karena manusia
mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju metabolism.
Jika suhu tubuh turun, tubuh akan meningkatkan metabolismenya, sehingga
kebutuhan akan oksigen meningkat.
Posisi Tubuh
Posisi tubuh akan mempengaruhi
banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat berdiri, otot akan
berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak dan laju pernapasan
pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang duduk.
Mekanisme Pertukaran Oksigen dan Karbon Dioksida
Pertukaran gas
antara oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui proses difusi. Proses
tersebut terjadi di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses difusi
berlangsung sederhana, yaitu hanya dengan gerakan molekul-molekul secara bebas
melalui membran sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi ke konsentrasi rendah
atau tekanan rendah.
Proses pertukaran oksigen dan karbon
dioksida dimulai dari oksigen masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari
rongga hidung sampai alveolus. Di alveolus oksigen mengalami difusi ke kapiler
arteri pori-pori.masuknya oksigen dari luar menyebabkan tekanan parsial oksigen
(PO2) di alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2 di
kapiler arteri paru-paru. Karena proses difusi selalu terjadi dari daerah yang
bertekanan parsial tinggi ke daerah yang bertekanan parsial rendah, oksigen
akan bergerak dari alveolus menuju kapiler arteri paru-paru.
Oksigen di kapiler arteri diikat
oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin sampai menjadi jenuh. Makin tinggi
tekanan parsial oksigen di alveolus, semakin banyak oksigen yang terikat oleh
oleh hemoglobin dalam darah. Hemoglobin terdiri dari empat sub unit, ssetiap
sub unit terdiri dari bagian yang disebut heme.
Di setiap pusat heme terdapat unsur besi yang dapat berikatan dengan
oksigen, sehingga setiap molekul hemoglobin dapat membawa empat molekul oksigen
membentuk oksihemoglobin. Reaksi
antara hemoglobin dan oksigen berlangsung secara reversible yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu suhu, pH, konsentrasi oksigen dan karbon dioksida,
serta tekanan parsial.
Hemoglobin akan mengangkut oksigen
ke jaringan tubuh yang kemudian akan berdifusi masuk ke sel-sel tubuh untuk
digunakan dalam proses respirasi. Proses difusi ini terjadi karena tekanan
parsial oksigen pada kapiler tidak sama dengan tekanan parsial oksigen di
sel-sel tubuh.
Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan
tubuh, oksigen digunakan untuk proses respirasi di dalam mitokondria sel.
Semakin banyak oksigen yang digunakan oleh sel-sel tubuh, semakin banyak karbon
dioksida yang terbentuk dari proses respirasi. Hal tersebut menyebabkan tekanan
parsial karbon dioksida (PCO2) dalam sel-sel tubuh tinggi dibanding
PCO2 dalam kapiler vena sel-sel tubuh yang kemudian akan dibawa
eritrosit menuju ke paru-paru. Di paru-paru terjadi difusi CO2 dari
kapiler vena menuju alveolus. Proes tersebut terjadi karena tekanan parsial CO2
pada kapiler vena lebih tinggi daripada tekanan parsial CO2 dalam
alveolus. Karbon dioksida akhirnya akan dikeluarkan dari tubuh melalui
ekspirasi.
Karbon dioksida dalam eritrosit akan
bereaksi dengan air dengan membentuk asam karbonat. Akibatnya terbentuknya asam
karbonat, pH darah menjadi asam, yaitu sekitar 4,5. Darah yang bersifat asam
dapat melepaskan banyak oksigen ke dalam tubuh atau jaringan tubuh yang
memerlukannya.
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan Manusia
Untuk mengetahui lebih jelas berbagai kelainan dan
penyakit pada sistem pernapasan manusia, coba kalian simak dan ikuti uraian berikut.
Asma
Asma
merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan oleh hiper sensitivitas
bronkiolus (atau disebut juga asma bronkiale). Pen derita asma akan mengalami
kesukaran saat bernapas. Kondisi ini
terjadi karena ada nya kontraksi kaku dari bronkiolus.
Asidosis
Asidosis
adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar asam
bikarbonat dan asam karbonat dalam darah.
Asfiksi (Asfiksia)
Akibat terganggunya fungsi
berbagai organ seperti paru-paru, pembuluh darah ataupun jaringan tubuh, asfi
ksi dapat diderita oleh seseorang. Penyebabnya antara lain alveolus korban
tenggelam yang terisi air, kemudian juga adanya pengikatan karbonmonoksida oleh
hemoglobin dalam darah sehingga pengangkutan oksigen berkurang.
Emfisema Paru-paru
Emfisema paru-paru
merupakan suatu penyakit yang diderita seseorang akibat jumlah udara yang
berlebihan di dalam paru-paru, sehingga membuat daerah pertukaran gas
berkurang. Berbagai penyebab emfi sema misalnya infeksi kronis oleh rokok atau
bahan-bahan lain yang mengiritasi bronkus, kemudian infeksi akibat kelebihan mucus
karena peradangan dan edema epitel bronkiolus. Selain itu, penyakit
ini disebabkan karena adanya gangguan saluran respirasi
sehingga sulit untuk berekspirasi, sehingga mengakibatkan udara terperangkap di
dalam alveolus dan menyebabkan alveolus renggang.
Faringitis
Faringitis
merupakan peradangan pada faring. Akibat yang ditimbulkan gangguan ini adalah
rasa nyeri saat menelan makanan atau kerongkongan terasa kering. Penyebabnya
yakni infeksi oleh bakteri atau virus, kemudian bisa pula karena terlalu banyak
merokok.
Pneumonia
Pneumonia
adalah peradangan paru-paru yang mengakibatkan alveolus berisi cairan dan
eritrosit secara berlebihan. Sebagai contoh pnemonia adalah pneumonia bakteri.
Infeksi ini disebarkan oleh bakteri Diplococus
pneumaticus, dari satu alveolus ke alveolus yang lain, sehingga dapat
meluas ke seluruh lobus, bahkan ke seluruh paru-paru.
Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Semua organ tubuh dapat
diserang oleh bakteri ini, namun biasanya yang terserang adalah organ paruparu dan
tulang.
Bronkitis, Pleuritis, Laringitis, dan Tonsilitis
Bronkitis
adalah penyakit yang disebabkan
oleh adanya peradangan pada bronkus. Pleuritis adalah peradangan pada selaput rongga dada (pleura)
sehingga mengalami penambahan cairan intrapleura. Akibatnya timbul rasa nyeri
saat bernapas. Laringitis
adalah peradangan pada laring.
Sementara, tonsilitis
adalah radang karena infeksi oleh
bakteri tertentu pada tonsil. Gejala tonsilitis antara lain tenggorokan sakit,
sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot-otot terasa sakit.
Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru
adalah penyakit yang disebabkan oleh tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel
bronkiolus. Kanker paru-paru dapat mempengaruhi pertukaran gas yang terjadi
dalam paru-paru. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan buruk penderita yang
sering merokok atau perokok aktif. Perokok pasif juga dapat terkena jenis
kanker ini. Penyebab lainnya adalah seperti seringnya seseorang menghirup debu
asbes, kromium, produk petrotelum, dan radiasi ionisasi. Selain gangguan dan
penyakit tersebut, sistem pernapasan juga dapat terganggu oleh beberapa
penyakit seperti influenza, mimisan, emboli, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar