Jumat, 21 September 2012

Uji nyali .....................


1. Apa yang dimaksud jaringan meristem, sebutkan 2 ciri jaringan meristem!
2. Sebutkan 2 ciri jaringan epidermis!
3. Salah satu modifikasi jaringan epidermis adalah trikoma,sebutkan 2 fungsi trikoma
4.  Aktivitas pembelahan kambium gabus ke arah dalam menghasilkan _______Sedangkan ke arah luar
     menghasilkan ________
5. Mengapa jaringan parenkim disebut dengan jaringan dasar, jelaskan!
6. Jelaskan fungsi Jaringan kolenkim, Sebutkan contoh tumbuhan yang memiliki jaringan kolenkim!
7. Jelaskan perbedaan ikatan pembuluh tipe kolateral terbuka dan kolateral tertutup!
8. Sebutkan 3 fungsi akar!
9. Jelaskan perbedaan daun dikotil dan daun monokotil!
10. Pada penampang melintang akar dikotil dan monokotil coba jelaskan perbedaan akar dikotil dan       monokotil.

Sabtu, 15 September 2012

Salmonella dapat masuk melalui pori-pori telur

Masyarakat perlu mewaspadai telur ayam yang kulitnya masih melekat kotoran ayam. Sebab, kondisi demikian berpotensi untuk menyebabkan penyakit tifus.

Wa Ode Asnah Goniv, Kepala BPOM Manado, mengatakan bahwa kotoran ayam yang melekat pada klit telur bisa menyebabkan tumbuh suburnya bakteri Salmonella sebagai sumber penyakit tifus. Selanjutnya, kepala BPOM itu menjelaskan, pada bagia kulit telur ayam terdapat pori pori sehingga sangat memungkinkan bakteri tersebut dengan mudah meresap dan masuk kedalam telur.

Di dalam telur, bakteri Salmonella berkembang pesat. Hanya dalam waktu hitungan 20 menit bakteri tersebut dapat berkembang menjadi 20.000. Jumlah tersebut kemudian berkembang dan berlipat ganda dan akhirnya membahayakan manusia. Untuk itu Wa Ode Asnah Goniv mengimbau agar masyarakat tidak membeli  telur jika dalam keadaan kotor. Selain itu, diharapkan agar jangan membeli telur ayam yang sudah dalam keadaan pecah sebab kemungkinan besar sudah tercemar bakteri.

Sumber : Media Indonesia, 29 Nopember 2002

Uji nyali.......aku pasti bisa!

Anak anak sudah belajar tentang bakteri ya..... sudah siap untuk ulangan, pasti sudah siap karena kalian adalah yang terbaik. Nah sekarang coba kerjakan latihan soal dibawah ini, bila bisa katakan AKU BISA!!! dengan nama dan kelas OK!
  1. Sebutkan ciri ciri bakteri!
  2. Gambarkan struktur bakteri dan sebutkan bagian bagiannya!
  3. Sebutkan fungsi masing masing organel pada bakteri!
  4. Mengapa bakteri disebut kosmopolit?
  5. Jelaskan perbedaan bakteri gram positif dan negatif!
  6. Ada berapa macam bentuk bakteri coba gambarkan!
  7. Sebutkan persamaan dan perbedaan bakteri sulfur dan bakteri klorofil dalam memperoleh makanan!
  8. Selain menimbulkan penyakit pada manusia, coba sebutkan macam macam kerugian lainnya yang disebabkan oleh bakteri, baik pada tanaman maupun hewan ternak!
  9. Apa saja yang bisa kalian lakukan untuk mengatasi bahan makanan yang melimpah agar tidak rusak oleh bakteri?
  10. Apa usaha yang bisa dilakukan agar manusia tidak terjangkit penyakit akibat bakteri!

Ayo buat laporan praktikum

Setelah kalian praktikum jangan lupa buat laporannya ya..... apa saja yang yang harus kalian tulis, coba simak ya.......
  1. Judul
  2. Tujuan
  3. Alat dan Bahan
  4. Cara kerja
  5. Hasil pengamatan
  6. Pembahasan
  7. Kesimpulan
Untuk praktikum pembuatan yoghurt pembahasan yang harus kalian  selesaikah adalah sebagai berikut :
  1. Mengapa susu yang kalian gunakan harus dipasteurisasi dulu?
  2. Bakteri apa yang berperan dalam proses pembuatan yoghurt?
  3. Dari ketiga perlakuan mana yang rasanya paling masam, mengapa?
  4. Sebutkan manfaat yoghurt !

Senin, 10 September 2012

Proses pengangkutan ekstravaskuler



Pengangkutan ekstravaskuler adalah pengangkutan diluar berkas pembuluh. Air masuk melalui sel epidermis akar kemudian bergerak diantara sel sel korteks. Air harus melalui sitoplasma sel sel endodermis untuk memasuki silinder pusat (stele). Setelah sampai di stele, air akan bergerak bebas diantara sel sel.
Pengankutan ekstravaskuler ada dua yaitu :

  1. Transportasi apoplas adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau tanspor pasif melalui semua bagian tidak hidup dari tumbuhan misalnya ruang antar sel. transportasi apoplas tidak dapat melewati endodermis karena terhalang oleh pita kaspari. Air yang menuju endodermis ditranspor secara simplas melalui sel peresap.
  2. Transportasi simplas yaitu bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian hidup dari sel tumbuhan. Perpindahan air tanah terjadi secara osmosis dan transpor aktif melalui plasmodesmata. Transportasi simplas 

Ayo.... membuat yoghurt sendiri....



Peach & Strawberry Yoghurt Parfaits by happy homebaker
Peach & Strawberry Yoghurt Parfaits by happy homebaker
Saya yakin beberapa diantara anda menyukai yoghurt, si susu fermentasi berasa asam yang memiliki khasiat baik untuk tubuh: mulai dari memperlancar masalah pencernaan, menurunkan berat badan (ada yang sedang diet? ;) ), juga menurunkan kadar kolesterol dalam darah jika diminum secara teratur (source:hanyawanita.com )
Ada banyak yoghurt yang dijual di luar sana. Berbagai merek tersedia dalam berbagai range harga. Namun pernahkah terpikir oleh anda untuk membuat yoghurt sendiri? Terlepas dari isu zat aditif yang digunakan oleh produsen untuk membuat produk mereka tahan dalam mengarungi mata rantai distribusi, memasak bagi sebagian orang adalah kegiatan yang menyenangkan kan? ;)

Cara kerja:
  1. Sediakan susu murni segar. Susu murni segar  atau susu dalam kemasan berbentuk bubuk,  atau yang sudah di kemas dalam kotak karton. Susu murni bisa di beli langsung ke peternak sapi perah atau ke KUD SAE Batu.
  2. Pasteurisasi  susu tersebut. Caranya, panaskan susu tersebut hingga suhu 73 derajat celcius selama 15 menit. Gunakan panci, kompor dan termometer dalam langkah ini.
    Pasteurisasi yoghut. Di panaskan dalam suhu 73 derajat celcius selama 15 menit
    Pasteurisasi yoghut. Di panaskan dalam suhu 73 derajat celcius selama 15 menit
  3. Sekarang tahapan kulturisasi : Masukkan bibit yoghurtnya. Yang dimaksud dengan bibit yoghurt adalah yoghurt plain yang sudah jadi  (bisa dibeli di Avia atau Hypermart MOG) . Kombinasinya: Bibit yoghurt 5% dari jumlah susu. Jangan lupa yoghurt dimasukkan bila susu sudah hangat.
    Kotak inkubasi yoghurt. Buat dari kardus yang dillubangi, lalu di pasang bohlam. As easy as that :D
    Kotak inkubasi yoghurt. Buat dari kardus yang dillubangi, lalu di pasang bohlam. As easy as that :D
  4. Tahapan selanjutnya: Inkubasi. Hangatkah susu yang sudah dikulturkan tersebut dalam suhu 45 derajat celcius selama 8 jam. Prakteknya seperti ini: Kardus, di tempeli lampu bohlam (yang diatur agar lampu bohlam tersebut bisa dinyalakan sehingga mampu memberikan kehangatan kepada susu tersebut) lalu di beri dua lubang untuk ventilasi. Masukan susu yang sudah di kulturkan ke dalam tiga botol atau mangkuk bertutup, lalu taruh di dalam kardus tersebut selama 4, 8, dan 12 jam. Nyalakan lampunya selama susu berada di dalam kardus tersebut.
  5. Setelah empat, delapan dan 12 jam? Yoghurt  diincipi dan dicatat hasilnya baru dimasukkan kedalam kulkas, setelah itu bawa ke sekolah.
    Yoghurt segar alami siap disantap! :D
    Yoghurt segar alami siap disantap! :D

Mudah kan? Sederhananya hanya 4 langkah saja:
  1. Pasteurisasi - panaskan dalam suhu 73 derajat celcius selama 15 menit
  2. Kulturisasi - masukan bibit yoghurt sebanyak 5% dari jumlah susu
  3. Inkubasi - hangatkan dalam suhu 45 derajat celcius selama 8 jam
  4. Dinginkan - masukkan ke dalam kulkas.
Menyantapnya bisa langsung (tapi tambahkan gula dulu agar manis) atau di blender dengan buah – sehingga jadi yoghurt dengan rasa buat – ASLI! :D


Selasa, 04 September 2012

Petunjuk Praktikum Bakteri Kelas X SMA

Mengamati koloni bakteri dan bentuk bakteri

Alat dan bahan :
  1. Cawan petri
  2. Labu erlenmeyer
  3. Kapas
  4. Karet gelang
  5. Pemanas air
  6. Lampu spiritus
  7. Pengaduk
  8. Corong
  9. Kaca objek dan penutup
  10. Jarum ose
  11. Mikroskop
  12. Daging
  13. Garam dapur/ NaCl
  14. Alkohol
  15. Aquades
  16. Agar agar bubuk
  17. Minyak emersi
  18. Tinta cina
Cara kerja :
  1. Daging seberat 50 gr  dicincang, kemudian direbus dalam 200 ml air biarkan mendidih selama 20 menit.
  2. Saring air rebusan daging dengan kapas, masukkkan dalam tabung erlemeyer sebanyak 100 ml
  3. Tambahkan NaCl sebanya 1 gr dan panaskan kembali sampai larut
  4. Tambahkan agar agar bubuk sebanyak 2 gr sambil di aduk sampai larut dan biarkan mendidih
  5. Sebelum membeku (tapi jangan terlalu panas), tuangkan larutan ke cawan petri steril. Tiap cawan petri dituangi  kira kira 20 ml dan biarkan sampai membeku.
  6. Setelah medium membeku, buat perlakuan sebagai berikut.
  7. Cawan petri A : ambil sehelai rambut anda, letakkan dipermukaan medium dan langsung ditutup.
  8. Cawan petri B : Sentuhkan jari anda pada ermukaan medium dan langsung ditutup.
  9. Cawan petri C : Hembuskan napas pada permukaan medium dan langsung ditutup.
  10. Cawan petri D : Tidak diperlakukan apa-apa dan dibiaarkan terbuka.
  11. Cawan petri E : Tidak diperlakukan apa-apa dan ditutup.
  12. Simpan di tempat yang aman. Setelah 24 jam amati apa yang anda lihat pada cawan tadi. Bagaimana bentuknya? Apa saja warnanya? Berapa jumlahnya? Catat pada buku kerja Anda! Adakah sesuatu yang terlihat pada cawan? Mengapa demikian? Diskusikan dengan teman-teman sekelompok!
  13. Ambil dengan jarum ose beberapa koloni yang berbeda. Taruh masing-masing pada 1 ml akuades dalam tabung reaksi dan aduk-aduk  sampai terbentuk suspensi.
  14. Ambil sedikit suspensi. Taruh di kaca objek. Ratakan hingga membentuk lapisan tipis.
  15. Panaskan sebentar di dekat lampu spiritus sampai airnya hilang.
  16. Tambahkan tinta satu tetes dan tutup dengan kaca penutup.
  17. Amati di bawah mikroskop. Jika menggunakan perbesaran 1000 kali, gunakan minyak emesi.
  18. Catat macam-macam bentuk bakteri yang terlihat. Buat dalam bentuk tabel. Dari tabel tersebut, buat laporan mengenai bentuk-bentuk bakteri.
Contoh tabel:
No | Asal Cawan | Jumlah koloni | Warna koloni | Bentuk koloni | Bentuk sel bakteri

Sumber: Buku Menjelajah Dunia Bilogi 1 oleh Sri Pujiyanto

Mikroorganisme

Klasifikasi mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi, karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk pengolahan bahan makanan akan diproduksi bila makanan tersebut sudah ada (Kusnadi dkk, 2003).
A. Bakteri
Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida (Gaman dan Sherrington, 1992) .
Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang sebagian m.m dan panjang 5besar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 DNA diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria dan protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang halus yang langsung berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom.Bakteri berkembang biak dengan membelah diri (Schlegel, 1994).
Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri tiu dapat dibagi atas ti golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus) berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada yang bergandengan dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian disebut stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan golongan kokus maupun golongan basil. (Dwijoseputro, 1978).
Suatu bahan makanan apabila dibiarkan pada keadaan yang memungkinkan pertumbuhan bakteri, susu mentah misalnya dengan mutu kesehatan yanag baik akan memungkinkan memberikan rasa asam yang khas. Perubahan ini disebabkan oleh Streptococcus lactis dan spesies-spesies Lactobacillus tertentu. Perubahan utama yang terjadi adalah fermentasi laktosa menjadi asam laktat. Bakteri dalam susu digolongkan berdasarkan suhu pertumbuhan dan ketahanannya terhadap panas. Pertimbangan ini amat praktis karena suhu rendah digunakan untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan mikrobia yang merusak susu dan suhu tinggi (pasteurisasi) untuk mengurngi populasi mikrobia, memusnahkan pathogen dan secara umum memperbaiki mutu susu. Berdasarkan pada persyaratan suhu, tipe bakteri yang diujmpai dalam susu ialah psikofilik, mesofilik, termofilik, dan thermodurik karena beberapa bakteri psikofilik tertentu tumbuh pada suhu sedikit di atas suhu beku dan beberapa bakteri thermofilik tumbuh di atas suhu 65 oC (Pelczar dan Schan, 1986).
B. Jamur
Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk srukturnya menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klsifikasi dapat ditentukan, secara fisual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna, atau tidak berwarna, yang disebabkan karena adanya miselia dan spora. Miselia terbentuk dengan adanya hifa, baik yang bersepta atau yang tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi beberapa familia antara lain Moniliaceae (Aspergillus, Phenicillium, Trichothecium, Geotrichum, Monilia, Sporatrichum, Botrytis, Cephalosporium, Trichoderma, Schopulariopsis), Dematiaceae (Cladosporium, Helminthosporium, Alternaria, Stemphylium) dan Tuberculariaceaea (Fusarium) (Kuswanto dan Sudarmadji, 1998).
Sifat kultural dari jamur dapat dilihat dengan kenampakan pertumbuhannya pada makanan. Pada permukaan bahan makanan tampak kering, membentuk massa serbuk, kadang-kadang halus dan lunak atau kelihatan basah dan berair. Warna miselia hijau biru, biru kehijauan, kuning, orange, merah muda, coklat, abu-abu, dan hitam (Budiharta dan Drastini, 1998).
Adapun jamur yang penting dalam pembicaraan mikrobiologi adalah klas Phicomycetes, klas Ascomycetes dan klas Deuteromycetes. Perbedaan yang penting dari klas Phicomycetes dan klas Ascomycetes adalah bahwa miselium Phicomycetes itu serupa tabung panjang yang tidak terbagi-bagi, sedang miselium Ascomycetes serupa tabung panjang yang bersekat-sekat. Miselium dapat bercabang-cabang, satu helai cabang disebut hifa. (Dwijoseputro, 1978).
Klasifikasi cendawan terutama didasarkan pada ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada selama tahap-tahap seksual. Cendawan mampu memanfaatkan berbagai macam bahan untuk gizinya, sekalipun demikian mereka itu heterotrof. Berbeda dengan bakteri, mereka tidak dapat menggunakan senyawa karbon anorganik, seperti misalnya karbondioksida. Karbon berasal dari sumber organik, misalnya glukosa. Beberapa spesies dapat menggunakan nitrogen, itulah sebabnya mengapa medium biakan untuk cendawan biasanya berisiskan pepton, suatu produk protein yang terhidrolisis (Pelczar dan Schan, 1986).
Septa atau dinding pemisah .jamur tak bersepta adalah jamur yamg tidak memiliki dinding inti pemisah atau septa. Hifanya merupakan tabung memanjang berisi inti yang banyak dan terdispersi ke seluruh sitoplasma, oleh karenanya diberi nama multiseluler. Jamur bersepta, jamur ini memiliki septa yang membagi hifa menjadi sel yang terpisah, masing-masing berisi sel inti (Gaman dan Sherrington, 1992).

Untuk menelaah bakteri dan jamur di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan atau mengembangkan bakteri dan jamur tersebut. Adanya pembiakan bakteri dan jamur dimaksudkan untuk memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan di dalam laboratorium, sehingga jika sewaktu-waktu kita memerlukan bakteri dan jamur untuk suatu percobaan, maka bakteri dan jamur tersebut telah tersedia. Biakkan bakteri dan jamur tersebut dapat disimpan di dalam lemari es untuk waktu yang lama tanpa ada kerusakan.

Sterilisasi
Sel bakteri maupun sporanya dapat dirusakkan dengan memanaskan pangan pada suhu tinggi selama beberapa jam atau lebih lama lagi. Destruksi sempurna mikroorganisme dengan panas disebut sterilisasi (Gaman dan Sherrington, 1992).
Ada 3 cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (filtrasi). Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkut (portable) dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit karena naiknya titik didih air menjadi 121oC itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut, maka daur sterilisasi sering kali juga dinyatakan sebagai 1 atm 15 menit. Panas ini mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada organisme hidup dengan demikian mematikannya (Hadioetomo, 1990).
Autoklaf merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-tempat lain yang memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu) autoklaf dijalankan pada tekanan kira-kira 15-16 per ln2 (5 kg/cm2) pada suhu 121oC. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan dalam waktu 10-15 menit pada suhu 121oC, sedangkan jumlah medium yang sama bila ditempatkan dalam 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan waktu 20-30 menit pada suhu yang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi (Pelczar dan Schan, 1986).

Media
Medium ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikrobia. Selain untuk menumbuhkan mikrobia, medium dapat pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikrobia. Supaya mikroorganisme dapat tumbuh baik dalam medium perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroorganisme
2. Harus mempunyai tekanan osmose tegangan muka dan pH yang sesuai
3. Tidak mengandung zat-zat penghambat
4. Harus steril (Jutono et al., 1973).
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium. Banyak sekali media yang tersedia, macamnya yang dipakai tergantung dari banyak faktor. Salah satu di antaranya adalah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Bahan yang akan diinokulasikan pada medium itu disebut inokulan. Dengan menginokulasi medium agar nutrien dengan metode cairan gores atau metode cawan, tuang, sel-sel itu akan terpisah sendiri-sendiri setelah inkubasi. Sel-sel mikrobia individu itu memperbanyak diri sedemikian cepatnya sehingga di dalam waktu 18-24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni (Pelczar dan Schan, 1986).
Setiap mikrobia dapat diinkubasi denganmedia tertentu sesuai dengan sifat-sifat karakteristik biosintesisnya. Media PCA (Plate Count Agar) dan NA (Nutrient Agar) biasa digunakan untuk pemupukan bakteri dan media PDA (Potato Dextrose Agar) biasa digunakan untuk pemupukan jamur (Fardiaz, 1994).
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba.
Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri bergantung pada pengaruh luar seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh.
Kebutuhan bakteri pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Sumber energi yang diperlukan untuk reaksi-reaksi sintesis yang membutuhkan energi dalam    pertumbuhan dan restorasi, pemeliharaan keseimbangan cairan, gerak, dan sebagainya
2. Sumber karbon.
3. Sumber nitrogen sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat.
Sumber garam-garam anorganik, khususnya fosfat dan sulfat sebagai anion; dan potasium, sodium magnesium, kalsium, besi, mangan sebagai kation.
Berdasarkan komposisi/susunan kimia bahan penyusunnya, media yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dibagi atas 4 yaitu:
1. Medium organik; yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik.
2. Medium anorganik; yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
3. Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang tidak diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat atau senyawa organik serta serta vitamin-vitamin.
4. Media nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimianya secara pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstak beef, ekstrak yeast, pepton, darah, serum dan casein hidrolisat. Contoh media non sintesis NA, NB, PDA.
Menurut Dwidjoseputro , selanjutnya medium buatan manusia itu dapat berupa:
1. Medium Cair
Medium cair yang biasa dipakai ialah air kaldu yang disiapkan sebagai berikut. Kepada 1 liter air murni ditambahkan 3 gr kaldu daging lembu dan 5 gr pepton. Pepton ialah protein yang terdapat pada daging, pada air susu, pada kedelai, dan pada putih telur. Pepton mengandung banyak N2, sedang kaldu berisi garam-garam mineral dan lain-lainnya lagi. Medium ini kemudian ditentukan pHnya 6,8 sampai 7, jadi sedikit asam atau netral; keadaan yang demikian ini sesuai bagi kebanyakan bakteri. Kaldu seperti tersebut diatas masih perlu disaring untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi. Penyaringan dapat dilakukan dengan kertas saring. Setelah tabung berisi medium kaldu tersebut disumbat dengan kapas, dan dapatlah dimasukkan ke dalam alat pensteril.
2. Medium kental (padat)
Dahulu kala orang lazim menggunakan kentang yang dipotong-potong serupa silinder untuk medium.silinder kentang mentah dibuat dengan pipa besi, lalu potongan-potongan itu dimaksudkan untuk ke dalam tabung reaksi. Kemudian tabung disumbat dengan kapas, dan setelah itu disterilkan di dalam autoklaf. Setelah kentang dingin kembali,permukaan atas dari silinder kentang dapat ditanami bakteri
Suatu penemuan yang baik sekali ialah medium dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar-agar, dan kemudian dibiarkan mendingin, maka diperolehlah medium padat. Agar-agar ialah sekedar zat pengental, dan bukan zat makanan bagi bakteri.
Medium yang diperkaya.
Kebanyakan bakteri suka tumbuh pada dasar makanan seperti disebut di atas. Tetapi bakteri patogen seperti Brucella abortus, Mycobacterium tuberculosis, Diplococcus pneumoniae, dan Neisseria gonorrhoeae memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah yang tak mengandung fibrinogen lagi. Fibrinogen adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental, apabila keluar di luka. Serum atau darah itu dicampurkan ke dalam medium yang sudah disterilkan. Jika pencampuran ini dilakukan sebelum sterilisasi, maka serum atau darah tersebut akan mengental akibat pemanasan. Pada medium buatan Loeffler, serum dicampurkan di dalam dasar makanan sebelum sterilisasi. Medium ini baik sekali untuk memelihara basil-basil dipteri. Juga medium yang memerlukan tambahan putih telur dibuat dengan cara demikian. Seringkali orang menambahkan susu atau air tomat kepada dasar makanan untuk menumbuhkan Lactobacillus dan beberapa spesies lainnya.
Medium yang kering
Pekerjaan laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan telah adanya bermacam-macam medium yang tersedia dalam bentuk serbuk kering. Untuk menyiapkan medium tersebut, cukuplah orang mengambil sekian gram serbuk kering tersebut untuk dilarutkan dalam sekian liter air dan kemudian larutan itu disterilkan. Penentuan pH tidak perlu lagi, karena hal itu sudah dilakukan lebih dulu pada pembuatan serbuk. Periksalah “Difco Manual of dehyclinical culture media and reagents for microbiological and clinical laboratory procedures”.

Sumber : http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2011/06/laporan-praktikum-tentang-bakteri.html